Ikan memang bukan burung, tetapi layaknya burung, ikan pun memiliki banyak jenis yang pastinya beraneka ragam. Nah, dari semua jenis ikan yang hidup di samudera, beberapa dari mereka memiliki kemampuan yang mungkin tidak kita duga sebelumnya. Salah satu dari jenis ikan yang memiliki kemampuan unik adalah ikan terbang. Menurut hasil penelitian baru - baru ini, ternyata ikan terbang mampu melayang selama 45 detik di udara, bagaimana sains menjelaskannya?
Ikan terbang mungkin bisa disebut ikan yang melawan batas normal bangsa ikan pada umumnya, kok bisa? lha wong ikan ini nggak cuma bisa berenang kok, tapi bisa melayang di udara ( ingat lho ya, MELAYANG... bukannya terbang ), bahkan selama 45 detik dan menempuh jarak sejauh seperempat mil.
Terus..kok bisa melayang selama 45 detik dan menempuh jarak sejauh seperempat mil? memangnya ikannya pake NOZ? Dua Insinyur dari Seoul National University, Haecheon Choi and Hyungmin Park mempunyai jawabannya.
Menurut hasil penelitian terbaru, ikan ini pada awalnya berenang dengan kecepatan sangat tinggi dan berusaha memperoleh momentum sebelum akhirnya ia maburr ( terbang.red ). Ketika tengah melayang, ikan terbang mengembangkan semacam sirip yang mirip sayap untuk menyeimbangkan tubuh selama melayang di udara. Sirip ini memang dirancang layaknya selaput pada bajing terbang maupun beberapa jenis kadal terbang.
Ketinggian maksimal yang pernah tercatat adalah 6 meter diatas permukaan laut dengan kecepatan 70 km/h. Bayangkan ketika kita mengendarai motor dengan kecepatan yang sama, dengan kecepatan seperti itu pasti sudah cukup kencang bukan?
Ketika ikan terbang membutuhkan tenaga dorongan tambahan ( additional speed boost ) supaya mabure tambah josss, ikan ini mengibaskan ekornya sebanyak 70 kali ke permukaan air dalam sekali gerakan, dan hebatnya ikan ini melakukannya ketika masih melayang di udara. Menurut saya sih, ya mirip ketika kita melempar sebuah batu ke danau dengan cepat, pasti akan mantul - mantul dulu sebelum akhirnya tenggelam. Oh ya, gerakan ini disebut taxiing.
Bagi yang ingin menyaksikan videonya, klik disini
Setidaknya ada kurang lebih 40 spesies ikan terbang. Mereka semua dilengkapi dengan dua sirip dada khusus yang berfungsi sebagai sayap ketika melayang di udara. Beberapa spesies bahkan dilengkapi dengan dua sirip tambahan di bagian belakang, sehingga mereka disebut dengan " four - wingers ".
Karena tertarik dengan mekanisme terbang ikan ini, Choi dan Park kemudian meneliti seekor darkedged-wing flying fish (Cypselurus hiraii) yang berasal dari Laut Timur Korea. Ikan ini kemudian dijaga kesehatannya, dan diberi beberapa sensor di titik - titik yang berbeda. Setelah itu, ikan ini dites di terowongan angin (wind tunnel).
Oh ya, jangan salah lho, sejak tahun 1900 sampai 1930an, ikan terbang diteliti secara serius dan digunakan sebagai basis pengembangan pesawat terbang. Hmm...tampaknya kita harus belajar lebih banyak dari alam.
Kedua peneliti ini menguji tingkat lift-to-drag ratio ikan ini, yaitu ukuran dari jarak horizontal yang dipengaruhi oleh perubahan ketinggian selama melayang. Mereka meneliti aspek aerodinamis ikan ini dari berbagai sudut, termasuk perubahan yangterjadi ketika berada di air dan mulai terbang ke udara.
Menurut kesimpulan yang ditarik oleh kedua peneliti ini, kemampuan melayang ikan terbang sebanding dengan burung, namun hanya ketika melayang lho, karena ikan ini tidak bisa mengepakkan siripnya.
Meskipun Choi dan Park telah menemukan jawaban mekanisme "terbang" ikan ini, namun sampai saat ini mereka belum menemukan jawaban mengapa mereka melakukan itu. Teori yang paling sering diajukan adalah mereka menggunakan kemampuan tersebut untuk menghindari predator, meskipun bukan ikan tercepat di samudera, namun dengan kecepatan seperti itu predator mana yang nggak ngos - ngosan mengejar ikan ini? Teori berikutnya mengatakan jika kombinasi antara berenang dan melayang di udara akan menghemat tenaga alias efisiensi ketika menempuh jarak yang jauh. Well, teori manapun yang benar, yang jelas ikan ini mungkin telah menginspirasi salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia...
Terus..kok bisa melayang selama 45 detik dan menempuh jarak sejauh seperempat mil? memangnya ikannya pake NOZ? Dua Insinyur dari Seoul National University, Haecheon Choi and Hyungmin Park mempunyai jawabannya.
Menurut hasil penelitian terbaru, ikan ini pada awalnya berenang dengan kecepatan sangat tinggi dan berusaha memperoleh momentum sebelum akhirnya ia maburr ( terbang.red ). Ketika tengah melayang, ikan terbang mengembangkan semacam sirip yang mirip sayap untuk menyeimbangkan tubuh selama melayang di udara. Sirip ini memang dirancang layaknya selaput pada bajing terbang maupun beberapa jenis kadal terbang.
Ketinggian maksimal yang pernah tercatat adalah 6 meter diatas permukaan laut dengan kecepatan 70 km/h. Bayangkan ketika kita mengendarai motor dengan kecepatan yang sama, dengan kecepatan seperti itu pasti sudah cukup kencang bukan?
Ketika ikan terbang membutuhkan tenaga dorongan tambahan ( additional speed boost ) supaya mabure tambah josss, ikan ini mengibaskan ekornya sebanyak 70 kali ke permukaan air dalam sekali gerakan, dan hebatnya ikan ini melakukannya ketika masih melayang di udara. Menurut saya sih, ya mirip ketika kita melempar sebuah batu ke danau dengan cepat, pasti akan mantul - mantul dulu sebelum akhirnya tenggelam. Oh ya, gerakan ini disebut taxiing.
Bagi yang ingin menyaksikan videonya, klik disini
Setidaknya ada kurang lebih 40 spesies ikan terbang. Mereka semua dilengkapi dengan dua sirip dada khusus yang berfungsi sebagai sayap ketika melayang di udara. Beberapa spesies bahkan dilengkapi dengan dua sirip tambahan di bagian belakang, sehingga mereka disebut dengan " four - wingers ".
Karena tertarik dengan mekanisme terbang ikan ini, Choi dan Park kemudian meneliti seekor darkedged-wing flying fish (Cypselurus hiraii) yang berasal dari Laut Timur Korea. Ikan ini kemudian dijaga kesehatannya, dan diberi beberapa sensor di titik - titik yang berbeda. Setelah itu, ikan ini dites di terowongan angin (wind tunnel).
contoh four wingers
Oh ya, jangan salah lho, sejak tahun 1900 sampai 1930an, ikan terbang diteliti secara serius dan digunakan sebagai basis pengembangan pesawat terbang. Hmm...tampaknya kita harus belajar lebih banyak dari alam.
Kedua peneliti ini menguji tingkat lift-to-drag ratio ikan ini, yaitu ukuran dari jarak horizontal yang dipengaruhi oleh perubahan ketinggian selama melayang. Mereka meneliti aspek aerodinamis ikan ini dari berbagai sudut, termasuk perubahan yangterjadi ketika berada di air dan mulai terbang ke udara.
Menurut kesimpulan yang ditarik oleh kedua peneliti ini, kemampuan melayang ikan terbang sebanding dengan burung, namun hanya ketika melayang lho, karena ikan ini tidak bisa mengepakkan siripnya.
Meskipun Choi dan Park telah menemukan jawaban mekanisme "terbang" ikan ini, namun sampai saat ini mereka belum menemukan jawaban mengapa mereka melakukan itu. Teori yang paling sering diajukan adalah mereka menggunakan kemampuan tersebut untuk menghindari predator, meskipun bukan ikan tercepat di samudera, namun dengan kecepatan seperti itu predator mana yang nggak ngos - ngosan mengejar ikan ini? Teori berikutnya mengatakan jika kombinasi antara berenang dan melayang di udara akan menghemat tenaga alias efisiensi ketika menempuh jarak yang jauh. Well, teori manapun yang benar, yang jelas ikan ini mungkin telah menginspirasi salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia...
http://vahn-saryu1.blogspot.com/2010/09/lhaaikan-terbang-ternyata-bisa-melayang.html
Post a Comment