Menurut asil riset dan para psikolog menyatakan bahwa peran ayah sangat penting dalam pertumbuhan seorang anak. Ikatan emosional antara ayah dan anak, ditentukan salah satunya oleh interaksi antara ayah dan anak itu sendiri. Interaksi yang baik antara anak dan ayah ini, dikatakan sangat mempengaruhi kecerdasan emosional seorang anak yang membuatnya tumbuh menjadi sosok dewasa yang berhasil.
Bagaimana seorang ayah yang sibuk bekerja di luar tetap bisa mempererat dan menjalin ikatan emosional ini? berikut tips untuk Ayah :
1. Persiapkan diri Anda sedini mungkin sejak istri Anda hamil
Seorang suami sudah terlibat dalam pembuahan seorang anak. Masa kehamilan selama 9 bulan ini dapat Anda gunakan untuk mempersiapkan diri sebagai seorang ayah. Berperan aktif lah sebagai seorang suami sekaligus calon ayah dengan membantu kehamilan istri.
Mengikuti persiapan persalinan berupa senam, membaca buku bersama mengenai kehamilan, cara merawat bayi atau berbelanja bersama untuk menyambut kelahiran sang bayi. Bila memungkinkan temanilah istri Anda dalam persalinan. Melihat langsung perjuangan istri Anda, dan detik-detik terdengarnya tangisan bayi yang lahir ke dunia ini, akan menambahkan rasa sayang dan kasih Anda baik kepada istri maupun anak Anda.
2. Ikut aktif merawat bayi
Sedari awal menjelang kelahiran, cobalah ikut aktif merawat bayi Anda. Salah seorang peneliti menemukan bahwa para ayah yang mulai mengganti popok, memandikan, dan mengasuh bayi mereka sejak dini, akan besar kemungkinan melakukan kegiatan semacam itu pada bulan-bulan selanjutnya.
Tips bagi ibu..., biarkanlah suami ikut merawat dan mengasuh dengan gayanya sendiri, berikan dukungan dan dorongan agar suami akan semakin percaya diri dalam merawat bayinya. Memberikan masukan dan membetulkan cara merawat akan menambah smooth.
Bagi keluarga yang mendapatkan pertolongan dari nenek atau saudara lainnya, usahakan lah jangan sampai menganggu porsi sang ayah dalam ikut aktif merawat bayi. Give him the space.
3. Bermain bersama
Ketika bayi anda beranjak usia, lewatkan waktu bersama untuk bermain, membaca buku atau melakukan aktivitas yang menyenangkan bagi bayi yang mulai merangkak, mulai belajar berbicara atau berjalan. Ciptakanlah permainan-permainan yang menggairahkan, yang digemari seperti kuda-kudaan, pesawat terbang atau sembunyi sembunyian. Sesuaikanlah dengan perkembangan usia anak. Membaca, mewarnai atau melakukan keterampilan menggunting, menempel secara bersama-sama.
4. Terlibat dalam kehidupan sosial anak Anda
Ketika anak mulai beranjak usia sekolah, dia akan memulai kehidupan sosial yang baru. Usahakan terlibat dalam kehidupan sosial anak, dengan mengenali nama teman-temannya, dengan siapa dia bergaul, aktivitas yang dia lakukan bersama temannya atau nama guru TK/SD nya.
5. Jadilah pendengar yang baik
Kesibukan kerja terkadang membuat kita mengabaikan cerita-cerita anak. Berikan keseimbangan antar kerja dan keluarga, atau usahakan jangan membawa pekerjaan ke rumah. Luangkan waktu 5 menit saja untuk mendengarkan celotehannya dan mengerti betul isi cerita itu.
Jangan hanya meng-iyakan agar cerita anak itu lekas selesai atau mengatakan nanti ayah sedang sibuk.
Sebersit wajah kecewa akan nampak dan membuat anak akan semakin malas untuk bercerita pada anda. Akhirnya kebiasaan bercerita dan sharing dari anak akan menghilang. Jadi jangan Anda mengeluh bila anak Anda tidak terbuka suatu hari nanti, karena kebiasaan ini dimulai dari respon anda sebagai pendengar yang baik atau tidak.
Dengan menjadi pendengar yang baik, disamping keterbukaan, anda akan menjadikan anak anda dapat mengekspresikan dan cakap dalam mengungkapkan sesuatu.
6. Komunikasi yang baik
Bila dinas luar atau tinggal terpisah berjauhan dengan anak, usahakan lah tetap menjalin komunikasi dengan baik, melalui telepon atau chatting internet. Tunjukkan perhatian, rasa sayang melalui telepon, sms atau melalui surat.
7. Percayai anak dan berikan kebebasan
Jadilah seorang ayah yang memberikan kebebasan dan dapat mempercayai anak. Kepercayaan akan menjadikan dia tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan mandiri. Janganlah mendikte dia untuk melakukan A. Tapi cobalah memberikan dia pilihan, dan tetaplah membuka kemungkinan pilihan lain selama pilihan itu tidak bertentangan dengan hal prinsip.
8. Penuhilah sesuai kebutuhannya
Bertambah dewasa seorang anak, akan semakin bertambah kebutuhannya, semakin beragam dan variatif. Jangan anda paksakan dan menganggap dia masih kecil sehingga memperlakukan sebagai seorang bayi.
Source:http://www.mindtalk.com
Topik Lainnya: anak, psikologi, pendidikan
Post a Comment